Lantas apa arti sebuah ruang diskusi
Rabu, 16 Februari 2011
Sebuah ruang diskusi dengan peserta yang beraneka ragam, dengan beberapa kepala,otak, akal. Mencetuskan berbagai macam terobosan, langkah-langkah, beberapa ide, yang berapi-api lantas kemudian hilang dengan sendirinya bersamaan surutnya kopi dalam cangkir.
Lantas apa yang kemudian anda, kita, semua cari dalam suasana ini?
Berbunyi dalam tong, bergema dengan nyaring memperdengarkan kepada khalayak bahwasanya kita sebenarnya kosong dan sama sekali tak meminta untuk diisi.
Lantas apa yang kemudian anda, kita, semua banggakan dengan keadaan ini?
Berbicara, menyinggung, mengkritik, bahkan menyalahkan keadaan, seolah-olah pernah, sering bahkan merasa khatam dalam pelaksanaannya. Namun ternyata itu hanya onani di mulut saja.
Lantas apa yang kemudian anda, kita, semua lakukan?
Hanya duduk, diskusi, dialog, mendengar, membantah, berbicara, membaca buku, meminum kopi, merokok (bagi anda yang merokok), bahkan update status di Facebook, Twitter, atau apapun itu lantas kemudian menimpali teman yang sedang mengutarakan pendapatnya padahal anda, kita,semua sebenarnya tak tahu apa yang sedang berlalu..
Diskusi kosong dalam ruang-ruang kosong dengan otak kosong dan nihil tindakan..OMONG KOSONG!!!
Diskusi berat dalam ruang-ruang yang penuh dengan tumpukan buku yang berat seolah khatam dengan ide dan pengalaman orang lain yang oleh orang lain dicatat dalam buku kemudian anda, kita, semua membacanya, mengangguk, setuju, menghayati, lantas kemudia kita yakini sebagai suatu kebenaran yang mutlak tanpa mau memandang sebenarnya apa yang sedang terjadi di bawah hidung anda, kita, semua???apakah sama???
Lantas apakah anda, kita, semua…manusia yang sebenarnya adalah seolah-olah saja. Menghabiskan banyak waktu, membuang sisa umur hanya dengan duduk dan berulang-ulang seperti itu saja.
Lantas apa lagi…?
Ketika tua dan sudah mulai pikun, dengan bangganya menceritakan kepada anak cucu anda, kita, semua kelak bahwa sebenarnya anda, kita, semua adalah orang-orang yang hebat di masa lalu. Sampai tua pun masih saja menjadi manusia yang seolah-olah.
Lantas kemudian setelah mati. Tanpa merasa bersalah dan tak Tahu malu (tidak tahu rasa malu, tidak tau merasa malu, berpula-pula tidak tau kalo sebenarnya malu, tidak tahu dan tidak malu) meminta untuk dicatatkan nama anda, kita, semua, dalam sejarah dengan menggunakan tinta emas.
Lantas sebaiknya anda, kita, semua bertindak seperti apa yang anda, kita, semua ucapkan dalam ruang-ruang diskusi tersebut agar kelak anak cucu kita tidak malu memiliki orang tua seperti anda, kita, semua. Dan kelak pesankanlah kepada mereka bahwasanya dalam diskusi melahirkan aksi dan menimbulkan reaksi.
Lantas biarkanlah mereka menurunkan kembali kepada anak cucu mereka kelak…
Label:
Kolom Curhat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukkan Komentar Anda