Pages

Update

Mari Sejenak Memikirkan Kematian, Sebuah Titik di akhir kalimat...

Senin, 13 Juli 2009

Kawan, Mari sejenak memikirkan kematian…

Hari ini, sabtu 11 juli 2009..agak telat saya bangun hari ini, 11.24 WITA.begitulah penunjukan waktu yg tertera di handphoneku..sebuah pesan singkat dari seorang teman, kak lepe..begitulah,dengan nama itu saya biasa memanggilnya. Isinya pun cukup mengejutkan, sebuah kabar yg tak seorang pun di dunia ini yg berharap untuk mendengarkannya.”INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJIUN”.

Sebuah kabar duka, ibunda dari saudari kita DIAN telah berpulang kepada Penciptanya.
Di tengah kabar duka ini, kembali saya terhanyut akan memori-memori yg telah berlalu..betapa cepat orang yg kita sayangi berlalu dari kehidupan kita. kehilangan yang tak akan bisa dengan mudah untuk kita lupakan.

Terlalu banyak kematian yang telah kita dengarkan, dan terlalu banyak airmata yang kita tumpahkan..apakah ada daya untuk kita menolaknya? Tak kan sanggup kita untuk melawannya..tak seorang pun yg berdaya untuk menghadapinya, bahkan untuk menangguhkannya sekali pun tak ada seorang pun yg sangup untuk melakukannya. Bahkan untuk seorang superstar sekaliber MICHAEL JACKSON tak sanggup, beliau pun telah berlalu…

Kita sadar, kita tak mampu menolaknya..
Kita paham, tak ada yg abadi...

Dan itu bukan pembenaran atas ketidakberdayaan kita..segala yg bernyawa akan menemuinya. Itu sudah keputusan besar atas diri kita. Peterpan dengan bijak menuliskan “jiwa yg lama segera pergi, bersiaplah para pengganti..”
Apakah anda mampu dengan bijak menyikapinya? Menyikapi kematian, dengan sederhana dapat saya tuliskan “tak sanggupku menghadapinya, tak sanggupku ditinggalkan, tak sanggup pula ku meninggalkan..tapi kutak berdaya, ku tlah dipaksa memilih oleh-NYA..”
Tak seorang pun dimuka bumi ini yg rela untuk ditinggalkan oleh seseorang yg disayanginya. Begitu pula denganku. Namun hidup terus berjalan, suatu saat kita pun dipaksa untuk meninggalkan orang yang kita sayangi. Hidup itu akan terasa bermakna ketika kita sanggup untuk memberi makna kepada yang lainnya..sesuatu yg akan membuat orang tak sanggup untuk melupakan kita ketika kita pun berlalu meninggalkan.
Memaknai kematian akan selalu simetris dengan memaknai kehidupan kita. Betapa berharga hidup yg telah diberikan kepada kita, Dan kematian adalah pelengkap dari segala kebahagiaan tersebut. Kita pasti telah mengalami banyak kenangan akan perpisahan, dan kematian adalah pesta perpisahan terakhir kita. Dengan sederhana dapat saya tuliskan “sekarang ini kita masih menuliskan huruf per huruf, kalimat-kalimat, lembar per lembar , dalam buku kehidupan kita. Menuliskan KOMA, kemudian melanjutkan kembali catatan kita, huruf per huruf, kalimat-kalimat, lembar per lembar hingga akhirnya kita tak mampu menolak untuk menuliskan TITIK diakhir kalimat kita sebagai penutup dari segala tulisan kita dalam buku yg bercerita tentang kehidupan kita”

Semakin banyak makna yg telah kita berikan, semakin indah buku yg bercerita tentang kehidupan kita, semakin indah pula kematian yg kelak akan kita temui…sebuah kesan, hanya sebuah kesan yg akan kita tancapkan kepada mereka yg kelak akan kita tinggalkan.

Ketika menuliskan catatan ini, saya sedang mendengarkan sebuah lagu dari FREDDY MERCURI yang dengan indahnya mendendangkan “Too Much Love to Kill You..Too Much love Can Kill You…Too much Love Will Kill You, Every Time”. batinku menolak, Mr. Freddy..Too Much Love dapat membuat saya hidup sepanjang masa dalam kenangan orang-orang yang kusayangi. Dan tak akan ada yang dapat kita tinggalkan kepada mereka kecuali sebuah kesan.

Kawan, mari sejenak memikirkan kematian. Agar senantiasa kita dapat memberikan makna kepada yg lainnya. Agar senantiasa kita dapat menghidupkan diri kita dengan sebuah kesan yg kita tancapkan di hati orang-orang yg akan kita tinggalkan. Dengan begitu, semoga kita dapat untuk menemui kematian dengan indahnya.

I am sorry, Mr.Freddy..saya tak sependapat denganmu. Saya lebih memilih untuk mendengarkan sebuah lagu dari Peterpan – Tak ada yg Abadi, yang akhirnya kubiarkan mengalun di ruang dengarku hingga akhir catatan ini.

Takkan selamanya, tanganku mendekapmu
Takkan selamanya, raga ini menjagamu
Seperti alunan detak jantungku
Tak bertahan melawan waktu
Dan semua keindahan yg tlah memudar
Atau cinta yg tlah hilang…

Tak ada yg abadi..
Tak ada yg abadi..
Tak ada yg abadi..
Tak ada yg abadi..

Biarkan, aku bernafas sejenak sebelum hilang…

Takkan selamanya, tanganku mendekapmu
Takkan selamanya, raga ini menjagamu
Jiwa yg lama segera pergi
Bersiaplah para pengganti…

Tak ada yg abadi..
Tak ada yg abadi..
Tak ada yg abadi..
Tak ada yg abadi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Masukkan Komentar Anda

 

Most Reading

Popular Posts