Bagi segelintir orang, mempercayai panca inderawi untuk menafsirkannya merupakan jalan yang termudah baginya menjawab apakah ini sebuah pilihan ataukah justru hanya sekedar bias. Namun, tak sedikit pula yang tidak berdaya lagi, hanya pasrah akan pencapaiannya dan mempercayakan dirinya sendiri sepenuhnya terhadap pencapaiannya dan tak peduli lagi apakah dirinya sedang berada dalam pilihan atau justru bias dari pilihan yang sementara dia jalani.
Pilihan demi pilihan atas hidup kita tentunya telah mewarnai perjalanan menuju pencapaian kita dan tentu saja Biasnya pun juga telah banyak mengintervensi arah perjalanan hidup kita. Permasalahannya; semudah membalik kedua tangan, spontan saja bibir kita bergerak dan mengucap inilah realita..sudah begini suratan hidupku.
Padahal Bagi anda yang tak mengenal bias, mungkin anda telah mengenal istilah konsekuensi atas apa yang telah kita lakukan dibeberapa waktu yang lalu. Anda sementara berjalan dalam reruntuhan konsekuensi atas apa yang telah kita perbuat di masa lalu tanpa anda menyadarinya sama sekali dan percaya bahwa ini adalah kenyataan. Padahal bisa saja anda bangkit dan merubah itu dengan memperbaiki pilihan anda di masa yang akan datang, namun anda masih saja terus berjalan dalam reruntuhan masa lalu…
Seringkali kita mendengar bahwa hidup adalah pilihan, bahkan ketika kita tak memilih itupun adalah suatu bentuk pilihan. Beranikah anda berucap Bias telah mewarnai hidup anda sehingga anda merasa sulit lagi untuk memilih…?
Saya percaya, anda adalah seorang yang cukup tangguh untuk melewati setiap tantangan dengan baik seraya dalam hati anda berjanji dengan tulus untuk tidak mengulangi lagi kesalahan/kekhilafan di masa yang telah lalu. Saya yakin, anda percaya bahwa Pilihan anda untuk berubah di masa kini akan memperbaiki pilihan anda di masa yang akan datang.
